Rabu, 17 Juni 2015

SIMETRI BUNGA

Simetri adalah sifat suatu benda atau bahan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagian tubuh tumbuhan (batang, daun, maupun bunga), jikabenda tadi oleh sebuah bidang dapat dibagi menjadi dua bagian sedemikian rupa sehingga kedua bagian itu dapat saling menutupi. Jadi seandainya bidang itu kita jadikan tempat untuk melipat, maka benda tadi dapat dijadikan suatu benda yang setangkup atau simetris.
Berdasarkan bidang simerisnya, bunga terbagi atas:
1.      Asimetris, pada bunga tersebut kita tidak bisa membuat potongan bunga yang sama persis/simetris. Asimetri juga adalah bunga yang tidak memiliki bidang simetri. Misalnya bunga tasbih (Cannahybrida)
2.      Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada bunga hanya dapat dibuat satu bidang simetri saja yang membagi bunga tadi menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat ini biasanya ditunjukkan dengan lambang ↑ (anak panah)
Bergantung pada letakknya bidang simetri, bunga yang setangkup tunggal dapat dibedakan lagi dalam 3 macam:

a.       Setangkup tegak, jika bidang simetrinya berimpit dengan median, misalnya bunga telang (Clitoria ternatea).
      Setangkup mendatar, jika bidang simetrinya tegak lurus pada bagian median, dan tegak lurus pula pada arah vertikal, misalnya bunga Corydalis
      Setangkup miring, jika bidang simetrinya memotong bidang median dengan sudut yang lebih kecil (lebih besar) dari 900, misalnya bunga kecubung (Datura metel).
       Setangkup menurut dua bidang (bilateral simetris atau disimetris), yaitu bunga yang dapat dijadikan dua bagian yang setangkup meurut dua bidang simetri yang tegak lurus satu sama lain, misalnya bunga lobak (Raphaus sativus)
4.      Beraturan atau bersimetri banyak (polysimetris, regularis, atau actinomorphus), yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk membagi bunga itu dalam dua bagiannya yang setangkup, misalnya bunga lilia gereja (Lilium longiflorum). Bunga yang beraturan seringkali ditunjukkan dengan lamang * (bintang).

DIAGRAM BUNGA

Diagram bunga adalah salah satu gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya. Atau suatu gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bagian-bagian bunga lainnya jika masih ada, disamping keempat bagian pokok tersebut.
Bagaimanakah caranya untuk membuat suatu diagram bunga? Jika kita hendak membuat diagram bunga, kita harus memperhatikan hal-hal berikut:
1.    Letak bunga pada tumbuhan. Dalam hubungannya dengan perencanaan suatu diagram, kita hanya membedakan dua macam letak bunga:
a.       Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis)
b.      Bunga yang terdapat dalam ketiak daun (flos axillaris)
2.    Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam beberapa lingkaran.

      Jika dari bunga yang hendak kita buat diagramnya telah kita tentukan kedua hal tersebut, kita mulai dengan membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya, kemudian melalui titik pusat lingkaran-lingkaran yang konsentris itu kita buat garis tegak lurus (vertikal). Untuk bunga di ketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul buga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada garis yang menggambarkan bidang median itu di sebelah atas lingkaran yang terluar digambarkan secara skematik penampang melintang batang (digambar sebagai lingkaran kecil), dan di sebelah bawahnya gambar skematik daun pelindungnya. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambar daundaun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari, dan yang terakhir penampang melintang bakal buah.
Dalam menggambar bagian-bagian bunganya sendiri harus diperhatikan ialah:
a.       Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi
b.     Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak yang satu dengan yang        lain): bebas  satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan, atau lain lagi.
c.     Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap     daun-daun tajuk bunga, benang sari, dan daun-daun buah penyusun putiknya): berhadapan atau berseling, bebas atau berlekatan, dan seterusnya
d.      Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median.
Ternyata bahwa seringkali bidang mediaan itu membagi bunga dalam dua bagian yang setangkup (simetrik).
Dalam pembuatan diagram bunga selain keempat bagian buga yang pokok: kelopak,tajuk, benang sari, dan putik, dapat pula di gambar bagian-bagian lain, jika memang ada dan dipandang perlu untuk di kemukakan. Bagian-bagian lain pada bunga yang seringkali dapat menjadi ciri yang khas untuk golongan tumbuhan tertentu dan sewajarnya pula jika dinyatakan pada diagram bunga, a. l.:
a.    Kelopak tambahan (epicalyx), umum terdapat pada tumbuhan suku Malvaceae,misalnya kapas (Gossypium sp.), kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis).
b.   Mahkota (tajuk) tambahan (corona), yang biasa terdapat pada suku Asclepiadaceae,misalnya: biduri (Calotropis gigantea)
Bertalian dengan soal ini dalam menyusun diagram bunga kita dapat berpendiian:
1.      Hanya menggambarkan bagian-bagian bunga menurut apa adanya
2.      Membuat diagram bunga yang tidak hanya membuat bagian-bagian yang benar-benar ada, tetapi juga menggambarkan bagian-bagian yang sudah tidak ada (tereduksi), namun menurut teori seharusnya ada.
Dengan demikian kita dapat membedakan dua macam diagram bunga:
1.   Diagram bunga empirik, yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga yang benar-benar ada,jadi menggambarkan keadaan bunga yang sesungguhnya, oleh sebab itu diagram ini juga dinamakan diagrak sungguh (yang sebenarnya).
2.    Diagram teoritik, yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya, juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi, tetapi menurut teori seharusnya ada.
RUMUS BUNGA
Kecuali dengan diagram, susunan bunga dapat pula dinyatakan dengan sebuah rumus, yang terdiri atas lambanglambang, huruf-huruf, dan angka-angka, yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya.
Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat bunga yang bertalian dengan simetrinya atau jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan nama bagian-bagian bunga, sedang angka-angka menunjukan jumlah masing-masing bagian bunga.
Oleh suatu rumus bunga hanya dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian pokok bunga  sebagai berikut:
1.      Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singkatan kata kalix (calyx), yang merupkan istilah ilmiah untuk kelopak
2.      Tajuk atau mahkota, yang dinyatakan dengan huruf C, singkatan kata corolla (istilah ilmiah untuk mahkota bunga)
3.      Benang-benang sari, yang dinyatakan dengan huruf A, singkatan kata adroecium (istolah ilmiah untuk alat-alat jantan pada bunga)
4.      Putik, yang dinyatakn dngan huruf G, singkatan kata gynaecium (istilah ilmiah untuk alat betina pada bunga)
Jika kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya, kita lalu mempergunakan huruf lain untuk menyatakan bagian tersebut, yaitu huruf P, singkatan kata perigonium (tenda bunga).
Jika bunga misalnya mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari dan putik yang terjadi dari sehelai daun buh, maka ruusnya adalah:
K5, C5, A10, G1. (bunga merak: Caesalphinia pulcherrima)

Jika kita mengambil contoh lain, yaitu bunga yang mempunyai tenda bunga, misalnya lilia gereja (Lilium longiflorum), yang yang mempunyai 6 daun tenda bunga, 6 benang sari dan sebuah putik yang terjadi dari 3 daun buah, maka rumusnya adalah:
P6, A6, G3.

Didepan rumus hendaknya diberi tanda yang menunjukan simetri bunga. Biasanya hanya diberikan dua macam tanda simetri, yaitu: untuk bunga yang bersimetri banyak (actinomorphus) dan tanda  untuk bunga yang bersimetri satu (zygomorphus). Jadi dalam hal rumus bunga merak, yang bersifat zigomorf, rumusnya menjadi:
↑ K5, A5, A10, G1

Sedang bunga lilia gereja yang bersifat aktinomorf rumusnya menjadi:
* P6, A6, G3

Selain lambang yang menunjukan simetri pada rumus bunga dapat pula ditambahkan lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga yang banci (hermaproditus) dipakai lambang:  ♀♂, untuk bunga jantan dipakai lambang:  ♂, dan untuk bunga betina dipakai lambang: ♀. Lambang jenis kelamin ditempatkan di depan lambang simetri. Jika kedua rumus diatas di lengkapi dengan lambang jenis kelaminnya maka rumusnya menjadi:    
     
 ♀♂ ↑ K5, C5, A10, G1  dan    ♀ * P6, A6, G3.

Suatu bagian bunga dapat tersusun dalam lebih satu lingkaran. Bunga-bunga yang dipakai contoh di atas misalnya, masing-masing mempunyai bagian-bagiannya yang tersusun dalam 5 lingkaran. Bunga merak misalnya mempunyai 2 lingkaran benang sari, dengan 5 benanga sari dalam tiap lingkaran, sedang bunga lilia gereja mempunyai 2 lingkaran daun tenda bunga dan 2 lingkaran benang sari, tiap lingkaran berbilangan 3. Dalam hal yang demikian di belakang huruf yang menunjukan bagian yang tersusun dalam lebih daripada satu lingkaran tadi harus ditaruh dua kali angka yang menunjukkan jumlah bagian didalam tiap lingkaran dengan  tanda + (tanda tambah) di antara kedua angka tadi. Contoh kedua rumus di atas harus kita ubah menjadi:
♀♂ ↑ K5, C5, A 5 + 5, G1  dan    ♀ * P 3 + 3, A 3 + 3, G3

Jika bagian-bagian bunga yang tersusun dalam masing-masing lingkaran itu berlekatan satu sama lain, maka yang menunjukkan jumlah bagian bersangkutan ditaruh dalam kurung. Pada contoh di atas tadi, maka rumusnya harus kita ubah menjadi:
♀♂ ↑ K(5), C5, A 5 + 5, G1  dan    ♀ * P (3 + 3), A 3 + 3, G (3)

sedang tanda-tanda yang menunjukkan mahkota dan benang-benang sari lalu di taruh dalam kurung besar. Untuk jelasnya rumus bunga waru tadi adalah seperti berikut:
♀♂ * K(5), [ C5, A (~) ], G (5).

Jika pada bunga waru kita dapati banyak benang sari yang berlekatan satu sama lain dan seluruhnya berlekatan lagi dengan daun-daun mahkota.
Selain lambang-lambang yang telah diuraikan di atas, dalam menyusun suatu rumus bunga masih ada lambnag lain lagi, ialah lambang untuk menyatakan duduknya bakal buah (jadi bunga putiknya). Untuk bakal buah yang menumpang, di bawah angka yang menunjukkan bilangan daun buah, dibuat suatu garis (bilangan yang menunjukkan jumlah daun buah terletak di atas garis), sedang untuk bakal buah yang tenggelam, garis ditaruh di atas angka tadi. Untuk bakal buah yang setengah tenggelam tidak ada tanda yang khusus, atau dapat ditafsirkan sebagai setengah tenggelam, jika untuk bakal buah tidak ada pernyataan menumpang atau tenggelam.
Dengan demikian, jika dari kedua contoh bunga di atas kita harus membuat rumus bunga yang lengkap, rumus tadi akan menjadi seperti berikut:
♀♂ ↑ K(5), C5, A 5 + 5, G1  dan    ♀ * P (3 + 3), A 3 + 3, G (3)

Setelah kita fahami hal-hal yang menyangkut soal rumus bunga, dapat sekarang keadaan kita balik, artinya jika kita melihat kedua rumus di atas, maka dapat kita bayangkan bahwa:
a.      Bunga merak adalah bunga yang banci, zigomorf, mempunyai 5 daun kelopak yang berlekatan     satu sama lain, 5 daun mahkota yang bebas, 2 lingkaran benang sari dengan 5 benang sari dalam masing-masing lingkaran, bakal buah yang terjadi  dari sehelai daun buah yang duduknya menumpang.
b.      Bunga lilia gereja adalah bunga banci, aktinomorf, mempunyai 6 daun tenda bunga yang               tersusun dalam 2 lingkaran teteapi ke 6 daun tenda bunga tadi berlekatan satu sama lain, 6 benang sari yang tersusun dalam 2 lingkaran, dan satu bakal buah yang menumpang dan terjadi dari 3 buah yang berlekatan.
Mengingat, bahwa urutan-urutan bagian bunga sifatnya tetap, maka dalam menyusun suatu rumus bunga, huruf-huruf yang merupakan singkatan nama bagian buna tadi sering ditiadakan. Juga lambang jenis kelamin sering kali ditiadakan, karena jenis kelmin itu dapat terlihat pula dari rumus ialah: jika ada benang sari maupun putik, berarti bunga itu bersifat banci, tetapi jika di belakang A kita dapati angka 0 berarti bunganya betina, sebaliknya jika dalam rumus tertera G 0, berarti bunganya adalah buga jantan. Dengan ini rumus bunga merak misalnya, dapat kita sederhanakan menjadi:
↑ (5), 5,  5 + 5, 1

Jika kita membandingkan diagram dengan rumus bunga, pada diagram lebih banyak tercantum keterangan-keterangan mengenai susunan bagian-bagian bunga, hanya tak dapat di ketahui pada diagram bunga bagaimana letaknya bakal buah, menumpang, tenggelam, ataukah setengah tenggelam.

Dibawah ini diberikan berbagai contoh diagram beserta rumus bunga berbagai jenis tumbuhan yang tergolong dalam beberapa suku tumbuhan yang lazim sudah di kenal.
1.      Suku Palmae (Arecaceae) misalnya kelapa (Cocos nucifera L.)
♂ K3, C3, A (6), G0
♀ K3, C3, A0, G (3) 
2.      Suku Graminae (Poaceae), misalnya padi (Oryza sativa)
♂♀↑ K1 + (2), C2 + 0, A3, G
3.      Suku Cannaceae, misalnya bunga tasbih (Canna indica)
♂♀↑ K3, C3, A5, G(3)
4.      Suku Orchidaceae, misalnya anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis), yang hanya menempel satu benang sari yang subur, dan anggrek kasut (Cypripedium javanicum), yang mempunyai dua benang sari yang subur:
♂♀↑ P3 + 3, A1 + 0, G (3) (Phalaenopsis)
♂♀↑ P3 + 3, A0 + 2, G (3) (Cypripedium)
5.      Suku Liliaceae, misalnya kembang sungsang (Gloriosa superba)
♂♀P3 + 3, A3 + 3, G (3) (Cypripedium) 
6.  Suku Papilionaceae, misalnya orok-orok, kembang telang (Clitoria tarnatea)
♂♀↑ K (3), C5, A1 + (9), G 
7.      Suku malvaceae, misalnya kapas (Gossypium sp), waru (Hibiscus tiliaceus)
♂♀K (5), [C5, A (~)], G (5) 
8.      Suku Bombaceae, misalnya kapok randu (Ceiba pentandra), durian (Durio zibethinus)
♂♀K (5), C5, A (~), G (5)
9.      Suku Solanaceae, misalnya kecubung (Datura metel), tembakau (Nicotiana tobacum)
♂♀ ↑ K (5), C5, A5, G (2)
10.  Suku Cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus sativus)
♂♀K4, C4, A2 + 4, G (2)
11. Suku Nictaginaceae, misalnya bunga pagi sore (Mirabilis jalapa)
♂♀K5, C (5), A5, G (5)
Pertanyaan dan jawaban
1.      Bagaimana cara menggambarkan diagram teoristik, jika benang sarinya hilang bagaimana cara menggambarkannya dan rumusannya seperti apa?
Jawab:
Jika secara visual benang sarinya terdapat tiga buah sedangkan secara teori benang sarinya terdapat 4 buah maka benang sari yang hilang tersebut digambarkan dengan lambang bintang dan untuk membuat rumusan bunganya disesuaikan dengan tujuannya apakah ingin menggunakan yang secara visual ataukah secara teoritis.
2.      Jelaskan Diagram Bunga!
Jawab:
Lingkaran pertama pada diagram bunga adalah kelopak, kedua mahkota, ketiga benang sari, dan keempat putik. Amati apakah bunga tersebut duduk bunganya di ketiak daun apakah hanya diujung, apabila diketiak daun ditukiskan dengan lambang bulat dan apakah memiliki bracteola atau tidak.Kemudian amati penampang melintang batangnya, kemudian amati jumlah kelopaknya dan apakah berlekatan atau tidak (jika tidak berlekatan maka gambarnya tidak boleh menempel), lalu amati jumlah mahkotanya, kemudian jumlah benang sari dan apakah letaknya menumpang atau tenggelam. Dan amati putiknya kemudian gambarkan
3.      Apakah ada dalam satu bunga yang memikiki putik lebih dari satu?Jelaskan!
Jawab:
Ada, contohnya pada bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) yang memiliki 5 putik,
4.       Bagaimana proses /tahapan dalam pembuatan diagram bunga?
Jawab:  
Jika dari bunga yang hendak kita buat diagramnya telah kita tentukan kedua hal tersebut, kita mulai dengan membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya, kemudian melalui titik pusat lingkaran-lingkaran yag konsentris itu kita buat garis tegak lurus (vertikal). Untuk bunga di ketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul buga tadi. Bidang ini disebut bidang median. Pada garis yang menggambarkan bidang median itu di sebelah atas lingkaran yang terluar digambarkan secara skematik penampang melintang batang (digambar sebagai lingkaran kecil), dan di sebelah bawahnya gambar skematik daun pelindungnya. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambar daundaun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari, dan yang terakhir penampang melintang bakal buah.
Dalam menggambar bagian-bagian bunganya sendiri harus diperhatikan ialah:
a.       Berapa jumlah masing-masing bagian bunga tadi
b.    Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak yang satu dengan yang      lain): bebas  satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan, atau lain lagi.
c.    Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, benang sari, dan daun-daun buah penyusun putiknya): berhadapan atau   berseling, bebas atau berlekatan, dan seterusnya
d.         Bagaimana letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median. 


BUAH (FRUCTUS)
Pada pembentukan buah, adalakalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain bakal buah segera menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain.
Bagian-bagian bunga yang kadang-kadang tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah, biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak merupakan suatu bagian buah yang penting, misalnya:
a.       Daun-daun pelindung. Pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak gugur, dan kita kenal kemudian sebagai pembukus tongkol jagung (klobot)
b.      Daun-daun kelopak. Pada terong dan pada jambu, masih dapat kita lihat kelopak yang ikut metupakan bagian buah.
c.       Tangkai kepala putik. Juga bagian ini sering tinggal ada buah, misalnya pada jagung, yang kita kenal sebagai rambut jagung, juga pada semua macam jambu, masih dapat kita lihat tangkai kepala putik di bagian ujung buah.
d.      Kepal putik. Buah yang masih mendukung kepala putik ialah buah manggis, yang sekaligus dapat pula menunjukkan jumlah daun dan jumlah ruangan dalam buah manggis tadi.
Buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah yang telanjang (fructus nudus). Buah ini juga dinamakan buah sejati atau buah sungguh.
Adapun bagian-bagian bunga yang seringkali ikut tumbuh dan menyebabkan terjadinya buah semu, misalnya:
a.  Tangkai bunga. Pada jambu monyet atau jambu mete (Anacardium occidentale), tangkai bunga menjadi besar, tebal, berdaging dan merupakan bagian buah yang dapat dimakan pula, sedang buah yang sesungguhnya lebih kecil, berkulit keras terdapat pada ujung bagian yang membesar ini.

b.      Dasar bunga bersama pada suatu bunga majemuk, misalnya pada bunga lo (Ficus glomerata) dan sebagainya. Dasar bunga yang berbentuk periuk itu juga membesar dan membulat, tebal berdaging, menyelubugi sejumlah besar buah-buah yang sesungguhnya, yang tidak tampak dari luar, karena terdapat dalam badan yang berbentuk seperti periuk tadi. Juga bagian ini seringkali dapat dimakan.

c.       Dasar bunga pada bunga tunggal, misalnya pada arbe (Fragraria vesca) yang kemudin menjadi berdaging tebal dan merupakan bagian yang dapat dimakan pula, sedang buah yang sesungguhnya kecil, hampur tak kelihatan.

d.      Kelopak bunga. Pada ciplukan (Phisalis minima), pada pembentukan buah, kelopak tumbuh terus menjadi badan yang menyelubungi buah yang sebenrnya. Jadi buah yang sebenanya tadi tidak tampak sama sekali dari luar.

e.       Tenda bunga dan ibu tangkai pada bunga najemuk. Pada pohon nangka (Artocarpus integra) misalnya: ibu tangkai bunga dan semua tenda bunga pada bunga majemuk ini akhirnya tumbuh sedemikian rupa, sehingga seluruh perbungaan seakan-seakan hanya menjadi satu buah saja.

Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi penyerbukan dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin pula buah terbentuk tanpa ada penyerbukan dan pembuahan. Peristiwa terbentuknya buah yang demikian itu dinamakanpartenokarpi (parthenocarpy).
Ikhtisar Tentang Buah
Mengingat uraian di atas, buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
a.      Buah semu atau buah tertutup, yaitu jika buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah (lebih besar, lebih menarik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat, dapat dimakan), sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
b.      buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti.
Penggolongan Buah Semu
Buah semu dapat dibedakan dalam:
a.      Buah semu tunggal, yaitu buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya:
-          Tangkai bunga, pada buah jambu monyet (Anacardium occidentale)
-          Kelopak bunga pada buah ciplukan (Physalis minima)

b.      Buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah tetapi juga disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang menyolok (dan seringkali yang berguna), misalnya buah arbe (Fragraria vesca).

c.       Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah nangka (artocarpus integra), dan keluwih (Artocarpus communis), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga merupakan kulit buah semu ini.

Penggolongan Buah Sungguh (Buah Sejati)
Sama halnya dengan buah semu, buah sejati pertama-tama dapat dibedakan lebih dahulu dalam 3 golongan, yaitu:
1.      Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan, misalnya:
•         Buah mangga (Mangifera indica), mempunyai satu ruang dengan satu biji
•         Buah papaya (Carica papaya), yang terjadi dari beberapadaun buah dengan satu ruang dan banyak biji
•         Buah durian (Durio zibethinus) yag terdiri atas beberapa daun buah, mempunyai beberapa ruang dan dalam tiap ruangnya terdapat beberapa biji.

2.      Buah sejati ganda, yang terjadi dari satu bunga dengan beberapa
bakal buah yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu buah, misalnya pada cempaka.
3.      Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk, yamgng masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul sehingga seluruhnya tampak seperti satu buah saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius).
Buah Sejati Tunggal
Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu:
a.      Buah sejati tunggal yang kering (siccus) yaitu buah sejati tunggal yang bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering, misalnya buah kacang tanah (Arachis hypogaea), padi (Oryza sativa), dll.
b.    Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah (pericarpium) seringkali dengan jelas dapat dibedakan dalam tiga lapisan, yaitu:
-          Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), merupakan lapisan tipis, tetapi seringkali kuat atau kaku seperti kulit, dengan permukaan yang licin.
-          Kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau berserabut, dan jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang dinamakan daging buah (sarcocarpium), misalnya pada mangga (mangifera indica).
-          Kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang mengandung bijinya, seringkali cukup tebal dan keras, misalnya pada kenari (Canarium commune), kelapa (Cocos nucifera).
Ikhtisar Buah Sejati Tunggal yang Kering
Buah sejati tunggal yang kering dapat dibedakan lagi dalam:
A.      Buah sejati tunggal kering yang hanya mengandung satu biji, biasanya buah ini kalau masak tidak pecah (indehiscens)
Contoh-contoh dari golongan ini adalah:
a.    Buah padi, yaitu buah berdinding tipis, mengandung satu biji dan kulit buah berlekatan dengan kulit biji, sedang kulit biji ini kadang-kadang  berlekatan pula dengan bijinya.
b.  Buah kurung, yaitu buah berbiji satu, tidak pecah, dinding buahnya tipis, berdampingan dengan kulit biji, tetapi tidak berlekatan, misalnya buah bunga matahari (Heliantus annuus), bunga pukul empat (Imirabilis jalapa).
c.    Buah keras, seperti buah kurung yang seringkali hanya dibedakan dari buah kurung karena buah ini mempunyai kulit buahyag kaku atau keras berkayu. Misalnya pada buah sarangan (Castanea argentea).
d.      Buah keras bersayap. Seperti buah keras, tetapi pada kulit buah terdapat suatu alat tambahan berupa sayap, yang menyebabkan buah dapat beterbangan jika tertiup angin, seperti misalnya pada warga sukuDipterocarpaceae

B.     Buah sejati tunggal kering yang mengandung banyak (lebih dari satu) biji, dan
jikamasak dapat pecah menjadi beberapa bagian buah (mericarpia), atau pecah sedemikian rupa hingga biji terlepas (dapat meninggalkan buahnya).
a.      Buah terbelah (schizocarpium). Buah ini mempunyai dua ruang atau lebih, tiap ruang berisi satu biji. Jika buah masak buah pecah menjadi beberapa bagian, dan tiap bagian buah mempunyai sifat seperti suatu buah kurung (achenium) atau buah kertas (nux), jadi biji tetap di dalam ruangan, tidak dapat kelua. Mengingat jumlahnya ruangan (jika pecah menjadi beberapa bagian buah ) buah berbelah dapat dibedakan lagi dalam:
1)      Buah berbelah dua (diachenium), jika masak menjadi dua bagian tubuh, maing-masing bersifat sebagai suatu buah kurung yang hanya mengandung satu biji didalamnya misalnya buah pegagan (Centella asiatica).
2)      Buah berbelah tiga (triachenium), jika masak pecah menjadi tiga bahian buah, misalnya pada Trapaeolum majus.
3)      Buah berbelah empat (tetrachenium), seperti diatas, kalau masak pecah menjadi empat bagian buah, misalnya buah selasih (Ocimum basilicum)
4)      Buah berbelah banyak (polyachenium), jika masak pecah menjadi sejumlah (banyak) bagian buah, yang masing-masing bersifat seperti buah kurung.

b.      Buah kendaga (rhegma). Buah ini mempunyai sifat seperti buah berbelah, tetapi tiap bagian buah kemudian pecah lagi, sehingga dengan itu biji dapat terlepas dari biliknya.
Menurut jumlah kendaganya buah ini dapat dibedakan lagi dalam:
1)      Buah berkendaga dua (dicoccus)
2)      Buah berkendaga tiga (tricoccus)
3)      Buah berkendaga lima (pentacoccus)
4)      Buah berkendaga banyak (polycoccus)
c.       Buah kotak, yaitu suatu buah kering sejati tunggal yang mengandung banyak biji, terdiri atas satu atau beberapa daun buah, jika masak lalu pecah, tetapi kulit buah yang pecah itu sampai lama melekat pada tangkai buah. Buah kotak dapat dibedakan dalam:
1.      Buah bumbung (folliculus), buah ini tersusun atas sehelai daun buah, mempunyai satu ruangan dengan banyak biji di dalamnya, jarang sekali hanya memiliki satu biji. Misalnya buah biduri (Calotropis gigantea)

2.      Buah polong (legumen), buah ini terbentuk dari satu daun buah pula dan mempunyai satu ruangan atau lebih (karena adanya sekat-sekat semu). Buah yang demikian ini terdapat pada smua jenis tumbuhan yang tergolong  sukuPapilionaceae, misalnya orok-orok (Crotalaria sp.), Caesalpiniaceae,misalnya kembang merak (Caesalpinia pulcheri,a).

Buah polong yang sifatnya menyimpang dari kedua tipe tersebut di atas, yaitu:
-          buah masak di dalam tanah, dan jika masak tidak pecah, misalnya pada kacang tanah (Arachis hypogaea) dan kacang bogor (Voandzeia subterranea)
-          buah mempunyai kulit yang berdaging, dan jika masak juga tidak pecah, misalnya buah asam (Tamarindus indica), nam-nam (Cynometra cauliflora)
-          buah mempunyai susunan seperti buah batu dengan tiga lapisan kulit buah, hanya mempunyai satu ruang dan satu biji, jika masak juga tidak pecah, misalnya pada pohon gayam (Inocarpus edulis)

3.      Buah lobak atau polong semu (siliqua). Buah ini tersusun atas dua daun buah, mempunyai satu ruangan dengan dua tembuni pada perlekatan daun buahnya. Buah ini membentuk sekat semu, sehingga kedua tembuni pada perlekatan daun buah terpisah oleh sekat semu tadi, dan oleh sekat semu itu buah lalu terbagi menjadi dua ruangan, masing-masing dengan dua tembuni. Buah ii biasanya terdapat pada warga suku cruciferae (Brassicaceae), misalnya lobak (Raphanus sativus)

4.      Buah kotak sejati, (capsula). Buah ini terjadi dari dua daun buah atau lebih, dan mempunyai ruangan yang jumlahnya sesuai dengan banyaknya daun buah. Buah ini jika sdah masak juga membuka, hingga biji yang ada di dalamnya dapat keluar.
Cara membuka buah ini bermacam-macam:
a.       Dengan katup-katup atau kelep (valva). Daun buah mulai lepas dari ujung buah, tetapi di pangkal tetap berlekatan. Pecahnya bauh ini dapat
-          membelah ruangan
-          membelah sekat-sekat
b.      Dengan retak-retak atau celah-celah (rima), buah pecah menurut bagian tengah katup-katup, pada ujung dan pangkal buah tetap berlekatan, misalnya pada buah anggrek (Orchidaceae)
c.       Dengan gigi-gigi (dens), jika buah pecah hanya sepanjang bagian ujung katup-katup saja, misalnya buah anyelir (Dianthus caryophyllus)
d.      Dengan Liang (porus). Kalu sudah masak buah membuka dengan liang-liang pada ujung atau pangkalnya, misalnya buah tanaman apyun (Papaver somniferum)
e.       Dengan katup (operculum). Pada ujung buah tedapat bagian yang merupakan tutup, yang membuka jika buah sudah masak, misalnya buah krokot (Partulaca oleraceae)
Ikhtisar Buah Sejati Tunggal yang Berdaging
Dapat dibedakan sebagai berikut:
a.      Buah buni (bacca). Yang disebut buah buni ialah buah yang dindingnya mempunyai dua lapisan, ialah lapisan luar yang tipis agak menjangat atau kaku seperti kulit (belulang) dan lapisan dalam yang tebal, lunak dan berair, seringkali dapat dimakan.
 Misalnya:
-  Buah pepaya (Carica papaya), buah belimbing (Averhoe carambola), sawo manila (Achras zapota)
Yang kulit buahnya tidak begitu tebal, misalnnya:
-       Buah duku (Lansium domesticum), buah rambutan (Nephelium lappaceum)
b.      Buah mentimun (pepo). Buah ini ditijau dari sudut susunannya tidak jauh berbeda dengan buah buni. Biasanya kulit buah yang dibagian luar lebih tebal dan lebih kaku, ruangan buah selain berisi biji-biji dalam jumlah yang besar masih mempunyai bagian yang kosong.
c.       Buah jeruk (hesperidium).
Buah ini dapat pula dianggap sebagai suatu variasi buah buni. Kulit buah mempunyai tiga lapisan, yaitu:
-          Lapisan luar (flavedo)
-          Lapisan tengah (albedo)
-          dan kemudian suatu lapisan dalam yang bersekat-sekat, hingga terbentuk beberapa ruangan. Dalam ruangan-ruangan ini terdapat gelembung-gelembung yang berair, bijnya terdapat bebas diantara gelembung-gelembung ini.
d.      Buah batu (drupa).
Buah ini mempunyai kulit buah yang terdiri atas tiga lapisan kulit, yaitu:
-          Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), yang tipis menjangat, biasanya licin mengkilat
-          Kulit tengah (mesocarpium), yang tebal berdaging atau berserabut, kalu berdaging seringkali dapat di makan
-          Kulit dalam (endocarpium), yang cukup tebal, keras dan berkayu.
e.       Buah delima.
Kulit buah yang merupakan lapisan luar kaku seperti kulit atau hampir mengayu, lapisan dalamnya tipis, licin. Buah ini mempunyai beberapa ruang dengan dengan bij-biji yang mempunyai salut biji (arillus) bebas dalam ruang-ruang tadi, misalnya pada delima (Punica granatum)
f.       Buah apel (pomum),
seperti buah batu dengan kulit dalam yang tipis tetapi cukup kuat, kulit tengah tebal, lunak, berair, biasanya dapat dimakan.Buah ini mempunyai beberapa ruangan, tiap ruangan mengandung satu biji.
Buah Sejati Ganda
            Buah sejati ganda adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak bakal buah yang masing-masing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah sejati, tetapi kesemuanya berkumpul pada satu tangkai.
            Menurut sifat masing-masing buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda dapat dibedakan dalam:
a.      Buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrida).
b.      Buah batu ganda, Pada jenis-jenis rubus (Rubus fraxinifolius)
c.       Buah bumbung ganda, misalnya pada pohon cempaka (Michelia champaka)
d.      Buah buni ganda, misalnya srikaya (Annona squamosa)
Buah Sejati Majemuk
            Buah sejati majemuk berasal dari suatu bunga majemuk, jadi merupakan kumpulan banyak buah, yang masing-masing berasal dari satu buga. Kadang-kadang buah majemuk nampaknya seperti satu buah saja.
Buah sejati majemuk dapat dibedakan atas:
a.      Buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga majemuk membentuk suatu buah buni, seperti terdapat misalnya pada nenas (Ananas comosus).
b.      Buah batu majemuk, yang misalnya terdapat pada pandan (Pamdanus tectorius). Pada pandan rangkaian bunga betinanya setelah mengalami penyerbukan/pembuahan, berubah menjadi buah batu majemuk, yang masih kelihatan sebelah luarnya, bahwa kelompokan buah itu adalah kumpulan banyak buah.
 c.        Buah kurung majemuk, terdapat misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus). Bunga tumbuhan ini merupakan bunga majemuk yang terdiri atas bnga-bunga mandul di tepi dan bunga yang subuhr di tengah, dan karena tiap bunga yang subur itu setelah penyerbukan/pembuahan berubah menjadi sebuah buah kurung, maka seluruh bunga akan berubah menjadi suatu buah kurung majemuk.
Pertanyaan dan Jawaban
1.      Bagaimana proses terjadinya buah semu ganda?
Jawab:
Buah semu ganda, ialah jika pada satu bunga terdapat lebih daripada satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat tumbuh menjadi buah tetapi juga disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang menyolok (dan seringkali yang berguna), misalnya buah arbe (Fragraria vesca).
Pada prosesnya bakal buah yang banyak dan bebas satu sama lain tadi akan tumbuh dan berkembang, akan tetapi bagian bunga (dasar bunga) pada buah arbe ikut tumbuh dan membesar serta berdaging tebal dan bagian tebal itu berisi cadangan makanan. Sedangkan buah yang sebenarnya adalah yang tampak seperti titik-titik hitam kecil.
2.      Apakah buah sejati tunggal berdaging selalu terdapat tiga lapisan?
Jawab:
Ya, karena myoritas/kebanyakan/seringkali buah sejati tunggal itu memilki 3 lapisan yaitu kulit luar (exocarpium atau epicarpium), kulit tengah (mesocarpium), dan kulit dalam (endocarpium).
3.      Bagaimana cara membedakan kulit dan cangkang?
Jawab:
Cangkang adalah kulit, hanya saja cangkang merupakan bahasa daerah.